senang-senang datang la lagi eyh..sahabaT amatlah dialU-alUkan...

Sunday, 21 November 2010

Bercerminlah Pada Cermin Sejati


Tentu hampir antara kita semua pernah bercermin kan?  Ketika hendak berangkat kerja, bersiap-siap pergi ke kampus, atau sekedar menyisir rambut dan merapikan tudung, kita tidak lupa untuk menyempatkan diri kita untuk bercermin. Bahkan ada diantara kita yang dengan setia membawa cermin kecil bersamanya setiap maSa...

Tapi sedarkah kita bahwa walaupun cermin memantulkan bayangan yang sesuai dengan apa yang ada, namun tetap saja ia bersifat subjektif. Kerana apa ? 


Kerana kesimpulan akhir yang terungkap dari bayangan di cermin tentu saja dikeluarkan oleh orang yang bercermin. Ketampanan, kecantikan, dan bayangan seindah apapun yang terpantul dari cermin tentang diri kita tetap saja merupakan sesuatu yang tidak objektif. Lantas, siapakah cermin sejati itu ? Jawapannya adalah orang lain...

Inilah sebuah kenyataan yang harus kita terima bahawa orang lainlah tempat terbaik untuk menilai diri kita. 


Penilaian yang diberikan orang lain mengenai diri kita akan lebih objektif kerana bagaimanapun orang lain bebas dari nilai-nilai ego yang begitu kuat mengenai diri kita. 


Namun apa yang dihasilkan dari hasil bercermin kepada orang lain bukanlah sesuatu yang dapat kita peroleh secara sepenUhnya... 


aPa yang dihasilkan ternyata harus diterima dengan kerelaan kita untuk menerima penilaian bukan hanya yang bernilai positif namun juga yang negatif. 


Dikatakan sUsah ya disini kerana memang sangat jarang manusia yang mampu berlapang dada mengakui kekurangan dalam dirinya. Manusia akan merasa terhina ketika kelemahannya diberitahukan kepada dirinya. Dan akan merasa bahagia ketika hal yang sebaliknya dilakukan.


Secara jujur, kita harUs mengatakan bahwa banyak dari kita yang belum mampu berlapang dada untuk menerima berita kelemahan mengenai diri kita yang biasanya diberikan dalam bentuk kritikan. 



Kita cenderung hanya mampU menerima penilaian mengenai diri kita yang sempurna tiada cacat sedikitpun. Padahal inilah rahSia mengapa Allah menyuruh kita untuk saling bertaushiyah, yaitu menyampaikan kritikan antara sesama kita dan bersamaan dengan itu berlapang dada untuk menerimanya. 


Dan memang seperti itulah seharusnya manusia yang baik. Bahkan seseorang dalam memUhasabah diri daripada kritikAn, akan menjadiKan seSeorang itU menjadi pemimpin yang semakin hari semakin memiliki kualiti diri. 


Hal ini tanpa disedari terjadi kerana pada hakikatnya kelapangan dada untuk menerima kritik adalah selaraS dengan usaha melakukan pembaikkan dan peningkatan kualiti diri kiTa ini...

Oleh sebab itu, budaya bercermin pada cermin sejati inilah yang seharusnya kita kembangkan dalam diri kita. 


Kerana selain sebagai cara untUk melatih diri agar telUs terhadap diri sendiri, juga sebagai pengingat kepada kita sebagai hamba Allah adalah makhluk yang lemah dan tidaKlah sempUrna... 

Wallahu a'lam bishowab.....





No comments:

Followers